1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain seperti disebutkan di dalam HR Bukhari dan Muslim:
Ahmad, Mahi, Hasyir, ‘Aqib, Muqaffi, Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam
Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad
saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add
bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan
bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin
Ibrahim…
Menurut para pakar –
sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya
Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
3. Kelahirannya
- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan
sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari Senin
عن قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن يوم الإثنين فقال : ذلك يوم ولدت فيه .
Artinya:
Dari Qatadah, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata:
Itu adalah hari aku dilahirkan.
- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits
. أن النبي سُئل عن يوم الإثنين
فقال : هذا يوم ولدت فيه ، وبعثت فيه ، وأنزل عليّ فيه ، وهاجرت فيه
Artinya:
Nabi pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari
aku lahir, diutus sebagai Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
Artinya:
bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8
Rabiul Awal bertepatan dengan bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun
Alexander atau tahun 571 masehi.Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada
malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang
benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa,
bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini
adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam
kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad,
menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabiâ'ul Awwal (12
Rabiâ'ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam
walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin
terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi
hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia
memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui
anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara
dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat
dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk
disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang
langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan
kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api
'abadi'di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan
pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah, yang di kemudian hari menjadi
kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini
dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat
(Ka'bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga
didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama
Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia
yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia
hanya untuk membawa nur Muhammad dan 'meletakkannya' ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu
mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama
kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun
suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia
terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya
telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah
seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah,
mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata ' kata ini kepada wanita ini, ia
tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami
telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup
menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun
ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia
menjaga bayi dalam janinnya dengan baik ' baik. Ia berulang kali bermimpi
bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa
as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : 'Kelak bayi yang ada
didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia
baik “ baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat
dalam usia 20 tahun (riwayat lain ' 17 tahun), sang bintang kita ini sedang
berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul
suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman
dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda,
ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan
tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh
pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan
keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad).
Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh
Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini
beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi 'gembala'domba yang
lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana
hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang
berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat
sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah
yang mengutip kalimat Nabi berikut ini,
Semua Nabi pernah
menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda juga
pernah menjadi gembala?' Beliau menjawab,' Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan
domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat
kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan
Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh
anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih
membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke
jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan
Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya,
keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai
'orang jujur' (al-Amin), ia menjadi
salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan
dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah
Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di
tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh
Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan,
Sang bintang melewati negeri 'Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa
kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang,
'Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan
kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang
duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi
menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah
menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan.
Maisarah menceritakan 'Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat.
Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang
seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, '˜Orang yang duduk
di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak
kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari
Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan,
'Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
Memberi Nama kepada Nabi
Hari ketujuh telah tiba. Seekor domba disembelih Abd
al-Muttalib sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Allah. Sejumlah orang
dijemput untuk menghadirinya. Di hari perayaan yang besar itu, dihadiri oleh
kebanyakan orang Quraisy, ia menamakan cucunya “Muhammad”. Ketika ditanya
mengapa ia menamakannya Muhammad padahal nama itu jarang dipakai orang Arab, ia
menjawab, “Saya berharap ia terpuji di syurga mahupun di bumi.”
Dalam kaitan ini, Hasan bin Tsabit berkata, “Sang Khaliq
mengambil nama Rasul-Nya dari nama-Nya sendiri. Dengan demikian, sementara
Allah adalah Mahmud (terpuji), Nabi-Nya adalah Muhammad (patut dipuji). Kedua-dua
kata ini diambil dari akar kata yang sama dan mengandungi makna yang sama
pula”.
Pastilah bahawa ilham suci memainkan peranan dalam pemilihan
nama ini, kerana walaupun nama “Muhammad” dikenali di kalangan orang Arab,
hanya segelintir orang hingga waktu itu yang diberi nama yang sama. Menurut
bancian yang pasti, yang dikumpulkan para sejarawan, hanya enam belas orang
yang diberi nama ini sebelum Nabi.”
Hampir tak perlu dikatakan, semakin sedikit suatu kata
digunakan, semakin kecil pula peluang salah faham tentang kata itu. Kerana
Kitab-kitab Suci telah meramalkan kedatangan Islam berikut nama serta
tanda-tanda rohaniah dan jasmaniah yang khusus dari Nabi, maka tanda-tandanya
haruslah demikian jelas sehingga tidak muncul suatu kekeliruan. Salah satu
tanda itu adalah nama Nabi. Penting bahawa nama itu harus dipakai oleh demikian
sedikit orang sehingga tidak ada keraguan atas identitinya, khususnya bilamana
sifat dan tanda-tandanya dicantumkan. Dengan begitu, orang yang kemunculannya
telah diramalkan oleh Taurat dan Injil ini dapat dikenali dengan mudah.
Al-Quranul Karim menyebut dua nama Nabi. Dalam surah Ali Imran ayat (138),
Muhammad ayat (2), al-Fath ayat (29), dan al-Ahzab ayat (4), baginda disebut
Muhammad, sedang dalam surah ash-Shaf ayat (6), baginda disebut Ahmad.
(Perbezaan ini, sebagaimana dicatat sejarah, adalah kerana ibunda Nabi sudah
menamainya Ahmad sebelum datuknya menamai Muhammmad).
4. Masa Menyusui
Nabi disusui ibunya hanya selama tiga hari. Selepas itu, dua
wanita lain mendapat kehormatan menjadi ibu susunya.
a. Suwaibah: wanita hamba sahaya Abu Lahab.
Ia menyusui Nabi selama empat bulan, dan kerap mendapat
pujian Nabi dan isterinya yang soleh, Khadijah, sepanjang hidupnya. Setelah
dilantik sebagai Nabi, Nabi berniat membelinya. Baginda mengirim seseorang
menghadap Abu Lahab untuk mengadakan tawar-menawar, namun Abu Lahab menolak
menjualnya. Bagaimanapun, Suwaibah menerima bantuan dari Nabi sepanjang
hidupnya. Sekembalinya Nabi dari Perang Khaibar, berita kematian Suwaibah
sampai kepada baginda. Tanda kesedihan terlihat di wajahnya. Baginda mencari
putera Suwaibah, dengan maksud memberi bantuan, tapi baginda dilaporkan bahawa
anak Suwaibah juga sudah meninggal lebih dahulu.
b. Halimah: puteri Abi Zuwaib dari suku Sa’ad bin
Hawazan. Ia mempunyai tiga anak: Abdullah, Anisah, dan Syima’. Syima’ juga
turut mengasuh Nabi.
Sudah menjadi kebiasaan, keluarga bangsawan Arab
mempercayakan anak-anaknya kepada wanita penyusu. Biasanya para ibu susu itu
tinggal di luar kota, sehingga anak-anak dapat dibesarkan di udara gurun yang
segar serta tumbuh kuat dan sihat. Selain itu, di persekitaran gurun, anak-anak
juga tak mudah ketularan penyakit seperti di kota Makkah. Mereka juga dapat
belajar bahasa Arab di kawasan yang masih asli ini. Para penyusu suku Bani
Sa’ad sangat terkenal di kawasan ini. Mereka mengunjungi Makkah pada
waktu-waktu tertentu, lalu masing-masing membawa pulang seorang bayi.
Empat bulan selepas kelahiran Nabi, ibu-ibu penyusu Bani
Sa’ad mengunjungi Makkah. Tahun itu mereka sedang mengalami kemarau yang teruk,
sehingga sangat memerlukan pertolongan keluarga-keluarga bangsawan.Bayi Quraisy
yang baru lahir itu tidak mahu mengisap buah dada wanita penyusu mana pun.
Kebetulan Halimah datang dan anak itu pun menyusu padanya. Keluarga Abd
al-Muttalib sangat gembira. Abd al-Muttalib berkata kepada Halimah, “Engkau
dari suku mana?” Jawabnya, “Dari suku Bani Sa’ad”. Lalu Abd al-Muttalib
menanyakan namanya. Abd al-Muttalib sangat gembira mengetahui nama dan sukunya
seraya berkata. “Bagus! Bagus! Dua kebiasaan yang baik dan dua sifat yang
mulia. Yang satu kebahagiaan dan kemakmuran, dan yang lainnya kelembutan dan
kesabaran.”
5.Masa Kecil Nabi
Sejarah meriwayatkan bahawa kehidupan Nabi penuh peristiwa
menakjubkan sejak masa awal masa kanak-kanak hingga kerasulannya. Semuanya
mengandungi aspek kebesarannya. Keseluruhannya menunjukkan bahawa kehidupan
Nabi tidaklah biasa.
Kini kita tampilkan dua kejadian dari sejarah hidup Nabi
yang misteri dan ajaib. Bila kisah ini dihayati, maka ianya adalah meyakinkan
kita tentang kebesaran dan kemuliaan Nabi SAW.
a. Halimah berkata: “Ketika memikul tanggungjawab
membesarkan bayi Aminah, saya memutuskan menyusui sang bayi di situ juga di
hadapan ibunya. Saya masukkan puting buah dada kiri yang berisi susu ke
mulutnya, tetapi si bayi lebih suka susu sebelah kanan. Padahal buah dada kanan
itu tak ada susunya sejak kelahiran anak saya yang pertama. Kerana desakan si
bayi, saya menyusuinya dengan sebelah kanan yang kosong itu dan, sebaik saja ia
menghisap, sumber yang kering itu pun berisi penuh susu. Kejadian itu membuat
semua yang hadir kehairanan.”
b. Halimah juga mengatakan: “Sejak membawa Muhammad ke
rumah, saya menjadi lebih makmur. Harta dan ternak saya meningkat.”
Kita dapati peristiwa serupa dalam Al-Quranul Karim
berkaitan dengan Maryam (ibunda Nabi Isa). “Maka rasa sakit akan melahirkan
anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma. Dia berkata, ‘Aduhai,
alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak
berguna serta terlupakan.’ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah,
‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu dan goyanglah pangkal pohon kurma ke arahmu, nescaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”(Surah Maryam : 23-25)
Memang terdapat perbezaan besar antara Maryam dan Halimah
dari sisi kedudukannya, dan perbezaan serupa juga ada di antara dua bayi itu.
Namun, jika martabat dan keunggulan peribadi Maryam menjadikannya memperolehi
rahmat Ilahi, maka tidak mustahil kedudukan dan darjat si bayi Muhammad di
kemudian hari menjadikan ibu susunya layak mendapat kurnia Allah.
Lebih jauh kita ketahui tentang Maryam dari Al-Quran.
Kesucian dan kesolehannya telah mengangkatnya sedemikian rupa sehingga, “Setiap
kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di
sisinya. Zakaria berkata, ‘Dari mana kamu memperolehi (makanan) ini?’ Maryam
menjawab, ‘makanan itu dari sisi Allah.”(Surah Ali Imran : 37)
Berdasarkan ini, tidak seharusnya kita ragu akan kebenaran
mukjizat Nabi, apalagi menganggapnya mustahil.
Nabi tinggal selama lima tahun bersama suku Bani Sa’ad dan
tumbuh sihat. Selama itu, ada dua atau tiga kali Halimah membawanya menemui
ibunya.
Kali pertama Halimah membawanya kepada ibunya adalah ketika
masa menyusuinya selesai. Namun, Halimah mendesak Aminah untuk mengembalikan
anaknya kepadanya. Alasannya, anak itu telah menjadi sumber kurnia dan rahmat
baginya. Alasan ibunya mengabulkan permintaan Halimah adalah lantaran wabak
penyakit sedang melanda Makkah waktu itu.
Kali kedua Halimah membawa Muhammad ke Makkah bertepatan
dengan datangnya sekumpulan pendita dari Etiopia di Hijaz. Mereka melihat anak
itu di kalangan suku Bani Sa’ad. Mereka mendapatkan bahawa semua tanda Nabi
yang akan datang sesudah Nabi Isa, sebagaimana disebutkan dalam Kitab-kitab
Suci, ada pada anak itu. Kerana itu, mereka memutuskan untuk menguasai anak itu
bagaimanapun caranya, dan akan membawanya ke Ethiopia, supaya negeri itu
memperolehi kehormatan mempunyai Nabi.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, tanda-tanda Nabi
Muhammad telah diceritakan dalam Injil. Oleh itu, sangatlah wajar bila para
pendita waktu itu dapat mengenali orang yang tanda-tandanya lengkap. Al-Quran
mengatakan dalam kaitan ini. “Dan ingatlah ketika Isa Putera Maryam berkata,
‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, iaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan
(akan datangnya) seorang rasul sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Tapi
tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata.”Suarh Ash-Shaf : 6.
Ada lagi ayat lain yang menunjukkan dengan jelas tanda-tanda
Nabi Muhammad di dalam Kitab-Kitab Suci, dan orang-orang terdahulu mengetahui
hal itu dalam Surah Al-A’raf : 157.
6.
Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat
yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk
membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan
kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua
malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa
keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.
Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama
lima tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan
penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda
dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.
Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika
Aminah membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya,
mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh
bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia
dikuburkan.
Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap
sedia untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah
menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang
dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan
akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.Muhammad dibawa pulang ke
Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad
sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang
dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.
"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia
memberikan petunjuk" (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)
7. Abdul Mutallib Wafat
Kegembiraannya bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika
baginda berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul
Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai
keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh
dikalangan orang Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para
tetamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
8.Muhammad
diasuh oleh Abu Talib
Selepas kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas
bapanya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu
berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus
dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad
seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi
pekerti Muhammad yang mulia.
Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk
berdagang sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang
rahib Kristian yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu
rahib tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam
kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti baginda sekiranya diketahui
tanda-tanda tersebut. Abu Talib mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak
banyak membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan
mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari
keluarganya. Baginda mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan
mendengar sajak-sajak oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh
penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda
mengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu
berfikir dan merenung tentang kejadian alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh
sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu manusia duniawi.
Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang
diberikan iaitu "Al-Amin".
9.
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran
Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai berikut:
'Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang
menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu
sudah cukup dewasa!' Apakah anda akan
menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan,
kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?' Nabi menjawab,'Apa maksud Anda?' Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu
berkata,'Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh
berbeda?' Nafsiah berujar 'Saya
mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu
menetapkan tanggal perkawinan agar walinya ('˜Amar bin Asad) dapat mendampingi
Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat
diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang
mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia
ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang
keponakannya, ia berkata demikian, 'Keponakan saya Muhammad bin 'Abdullah lebih
utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan
adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah
permanen"
Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, 'Tak
ada orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang
tali kebangsawanan Anda.' Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat
puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang
mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari
perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan
Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya
masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak
laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.Ketika umur sang
bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke
Ka'bah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan.
Dinding ka'bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka'bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka'bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, 'Dalam pembangunan kembali Ka'bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.' Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Dinding ka'bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka'bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka'bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, 'Dalam pembangunan kembali Ka'bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.' Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding ka'bah telah
dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar
Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin
suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas
melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini,
maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis,
akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah
Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata,'Terimalah sebagai wasit orang pertama yang
masuk melalui Pintu Shafa.' (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui
gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru,
'Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!'
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka
menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu
dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah
memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar,
Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini,
beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi
peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini,
tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari
batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang
diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia
adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya.
Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep
benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia 'ilahi''. Al-Amin telah dikenal
oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud
kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu
mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama
mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau
selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau
selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas
untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat
masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang
menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam,
gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut 'sahabat karib'-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu
tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,' disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang
selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah
Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah
mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup
telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian
hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
Isteri-isteri
Rasulullah Muhammad saw:
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti
Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah,
Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti
Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti
Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah
Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda,
kecuali Aisyah ra.Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya
mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab,
Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim.Mereka semua lahir dari
rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah.
Anak-anak beliau yang
laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
10.
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti,
kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang
dengannya alam semesta berguncang. Al-Qur'an, susunan kalimatnya yang
mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun
di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang
tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak,
dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan
semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara
berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira'. Al-Amin telah
mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha
berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari
Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur'an sebagai
berikut
'Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya'.
Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan
menyatakan dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan
pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah
merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud
Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafa'at. Tidak
satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil
ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya
tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada
yang miskin.
Malaikat Jibril
menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua
Hira menuju rumah 'Khodijah'. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di
hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril
menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau
Rosul Allah dan aku Jibril'. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara
berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah
adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam
adalah 'Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai
makan, beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan
dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,' Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah
berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya
bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian
dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian
akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan
akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah yang
abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang berbuat
jahat). 'Lalu beliau menambahkan, 'Tak ada manusia yang pernah membawa kebaikan
untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya membawakan
kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada saya
untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan
menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima
wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?'.
Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda
pertemuan itu. 'Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu.
Ia bangkit seraya berkata dengan mantap,'Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung
Anda.' Nabi menyuruhnya
duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali
'˜Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada
kerabatnya seraya berkata,' Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara
kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran
'˜Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman
tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian
dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi
tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu
ia yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah
menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa
ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah
terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan,
kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan
orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang
dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib
sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah
Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata,' Wahai Abu Tholib! Muhammad
mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia
merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu
karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah
kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai
penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan
membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk merawatnya'.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata,' Para sesepuh
anda datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun
tidak mengganggu Anda.' Nabi menjawab,'' Saya tidak menginginkan apa pun dari
mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata
dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan
bangsa Ajam sebagai pengikut mereka' Abu Jahal bangkit sambil berkata, ' Kami siap
sepuluh kali untuk mendengarnya.' Nabi menjawab,' Kalian harus mengakui keesaan
Tuhan.' Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke
ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak
mereka berkata,' Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu
Allah saja?'
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan
mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan
mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran
karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan
orang-orang kafir berkata,'Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.
Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini
benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.' Dan pergilah pemimpin-pemimpin
mereka [seraya berkata], 'Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu,
sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah
mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak
lain kecuali dusta yang diada-adakan.'
Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy,
Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi
Mu'ith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan
serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan
Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan
prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan
lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan ' pria serta
beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini
terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku
mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta
nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab,'Ke Etiopia akan lebih mantap.
Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah
negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah
menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan
Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka
memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan
Al-Qur'an, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan
orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur'an
Allah berfirman
"Demikianlah,
tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka
selain mengatakan," Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila."
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya
mereka adalah kaum yang melampaui batas."
Kaum Quraisy pun gagal
melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi
orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade
ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak
kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi'ib Abu Tholib, yang diikuti
pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang
Quraisy mengepung mereka di Syi''ib itu selama tiga tahun.
Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah
sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah
menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari
pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan
kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal
Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah
Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya
meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade
orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama,
paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung
dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau
kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya.
Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan 'Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan
hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih
sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan
menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan
ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih
sayangnya.
Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,' Ayah, kemana Ibu?' Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya
meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan
yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy
semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib,
peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara
Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi.
Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada
seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, '˜Ali dan Abu Bakar,
dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan
untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil,
sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad.
Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya
dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang
memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur''an merujuk pada
kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah]
ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan
tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas
tipu daya.
Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan
Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi
seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia,
yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi,
dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi '˜Ali. Kepadanya
Nabi berkata,''Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan
selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh
saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. '˜Ali menempati ranjang Nabi sejak sore.
Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya
melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka
bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah turunnya wahyu
memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah
pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.
"Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr,
15:94)
Namun begitu, penduduk
Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka memusuhi
baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara baginda
sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak saudaranya itu
namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang
hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah
seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai bapa
saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan di
tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan
menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku
binasa kerananya"
Baginda menghadapi
pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada penduduk-penduduk
Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah
sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para sahabatnya juga
turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang
menerima siksaan yang berat.
11.
Nabi Muhammad Saw Hijrah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang
bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa
beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata
kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka.
Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua,
kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah.
Nabi Muhammad saw tiba
di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
11. Peperangan Nabi
Muhammad Saw
Yang mendasari
peperangan nabi Muhammad saw. adalah ayat-ayat berikut:
- "Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka
dizhalimi." (Al-Hajj: 39).
- "Perangilah di
jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas,
sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS.
Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada
aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang
yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan
tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan
(Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah
sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi
balas dendam.
Hijrah Ke Madinah
Tekanan orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin
hebat selepas kepergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah
mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir
Quraisy untuk membunuh baginda.
Rasulullah disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah.
Mereka digelar kaum Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil
golongan Ansar. Seruan baginda diterima baik oleh kebanyakan para penduduk
Madinah dan sebuah negara Islam didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w
sendiri.
Negara Islam Madinah
Negara Islam yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan
daripada kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum
bukan Islam yang lain. Namun begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga
menubuhkan sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan
perundangan yang berlandaskan syariat Islam. Baginda dilantik sebagai ketua
agama, tentera dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang saksama. Piagam
Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian bertulis telah dibentuk.
Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang melibatkan hubungan antara semua
rakyat termasuk kaum bukan Islam dan merangkumi aspek politik, sosial, agama,
ekonomi dan ketenteraan. Kandungan piagam adalah berdasarkan wahyu dan
dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu,
aspek pertahanan amat penting bagi melindungi agama, masyarakat dan negara.
Rasulullah telah menyertai 27 kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan
menegakkan keadilan Islam. Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar
(623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang
Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625 M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah
dimeterai antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan
itu, negara Islam Madinah telah diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah
berjaya membuka semula kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang
para pengikutnya.
Perang terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk
dan baginda dan pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya,
baginda telah menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya.
Baginda juga telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu
juga. Sabda baginda yang bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha
Esa dan kamu semua adalah daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam
a.s. Semulia-mulia manusia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang
paling bertakwa. Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak
akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu,
iaitu kitab al-Quran dan Sunnah Rasulullah."
Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan
merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu
dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada
yang mampu menghancurkan benteng, bahkan '˜Umar memuji keberanian pemimpin
benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam
kecewa atas pernyataan "˜Umar ini.
Kebisuan orang-orang
sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi," Dimanakah
"˜Ali? " Dikabarkan kepada beliau bahwa "Ali menderita sakit
mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,'Panggil dia." "˜Ali diangkut dengan unta dan
diturunkan di depan kemah Nabi.' Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya
demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata
"˜Ali seraya mendoakannya. Mata '˜Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit
lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan "˜Ali maju, menurut riwayat
pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya
30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari "˜Ali
melalui jalur khusus," Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya
sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada
parit yang digali kaum Yahudi." Seseorang bertanya kepadanya," Apakah
Anda merasakan beratnya?"˜Ali menjawab," Saya merasakannya sama berat
dengan perisai saya." Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain
peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa
yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri
Nabi,perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka'bah di Makah.
Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
Fath makkah
Tahun kedelapan
Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi
segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang
belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap
dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan
bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan
kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan
menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan
musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu
Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat
kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan
Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di
depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan
teriakan Fir'aun-fir'aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim
yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada
orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah
berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan
pembelanya.
Nabi memasuki Mekah
dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah
yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir
Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun
bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka
yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata "... Pergilah, Anda
semua adalah orang-orang yang dibebaskan!"
Kini, di Shafa,
laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan
kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya
tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya
tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi,
tak pernah menyerah. Orang'“orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa
untuk memberikan Ba'iat.
Setelah penaklukan
Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut '“ semasa hidup Nabi -
yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini,
sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung
dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi
Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang
kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil
sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai "Ayyuhan Nas, mau kemana kalian
?" Wahai orang-orang
yang ikut bai'at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat
Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon...! orang-orang
Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga
saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di
tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya.
Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, 'Labbaik,
Labbaik... Kami datang, kami datang...!"
Pasukan Islam kembali
memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah
agungnya telah selesai, dan kini '“ tidak bisa'“ tidak di harus melihat
pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran
yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa
mengevaluasidan menelitinya kembali.
Adapun jumlah
peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
12.Wafatnya Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu
terutama kaum Quraisy kerana baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh
mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat
pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu
membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam.
Dia juga tidak jemu menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung
kesedihan.
Pada tahun itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang
mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang
dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh
baginda.
13.
Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin
tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula,
lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi
melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang
dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa'idah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu
malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai
bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,"Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la
syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku
datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang
memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya
bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu..."
Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di
muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki
dan perempuan ' dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir
yang sebelumnya tak pernah dikenal orang ' bergerak menuju satu arah. Medan ini
merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan
manusia.
Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian
terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan
hikayat-hikayat Fir''aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan
orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa
ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian
pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa
"penguasa" itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika
dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4
Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka'bah dan Muhammad. Dia
juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah
diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di
tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang
memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000
orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya,
Rosulullah berkata,'Tahukah kalian, bulan
apa ini ?"
Mereka serentak
menjawab,"Bulan Haram!.....
..."Ayyuhan Nas,
camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi
akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk
selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram
bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu
ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang
amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih
mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak
menerimanya....."
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi
sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh
penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada
perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang
membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah
melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka
mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan 'Muhammad tidak lain
hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa
berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun;
dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
14.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT
menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4:
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"
Sekedar contoh,
penulis paparkan dua sisi dari akhlak beliau:
a. Kesabaran Nabi
Muhammad Saw
Tidak sedikit beban
yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang
dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya
dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya
luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah
bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw
sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya
Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum
Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah
meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif.
Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat
menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
b. Kasih Sayang Nabi
Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi
Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab.
Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari
keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik
kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung
menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di
sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum
musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak
membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah
beliau saw memberikan amnesty besar-besaran kepada penduduk Makkah.
15.Keistimewaan
yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang
tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin
Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang
tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya; 1) saya diberi kemenangan
dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan
perjalanan, 2) bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di
antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3)
dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum
saya, 4) saya diberi syafa’at, 5) dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya,
tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Keistimewaannya di
hari kiamat
Dari Anas ra., nabi
Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan syafaat
pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan
orang pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya
disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya
adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang
dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh
Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia)."
(HR. Muslim).
16.
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata:
Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau
ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang
bersyukur?"
17. Nabi Muhammad Saw Wafat
pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".
Khutbah
singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap
sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar
dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang
dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan
meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia
tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap
Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang
hadir di sana sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.Matahari kian
tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya,
Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan
membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.
“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang
demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia
kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada
Fatimah.
“Siapakah itu, wahai anakku?”
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan
yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata
Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.
Malaikat Maut
datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut
menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas
langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya
Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua
pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril.
Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada
didalamnya’,” kata Jibril.
Detik-detik
semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik.
Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah
mengaduh lirih.
Fatimah
terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan
muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan kepada umatku.”
Badan
Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”
Di luar pintu,
tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah
menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir
Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii. ummatii. ummatii.”
“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke
dalam jannah-Ku.”
‘Aisyah ra
berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat
di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”
Dia berkata: ”Aku
tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari
kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:
”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka
mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman
bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.
Adapun Umar bin
Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan
pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi
untuk menemui Rabb-Nya.”
Adapun orang yg
paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan
berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.”
Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”
Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu
Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad,
maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka
sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”
‘Aisyah
berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk
menyendiri dan aku menangis sendiri.”
Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah
berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita
cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat
pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi
tercinta Rasulullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar